Kalau Bukan Kita, Siapa lagi?

Selasa, 07 Juni 2011

| | |
MENYEDIHKAN...adalah kata yang tepat untuk menggambarkan nasib salah satu situs prasejarah yang terdapat di kota kelahiran saya, Lumajang, Jatim. Disana terdapat sebuah situs peninggalan Majapahit, yang dikenal dengan nama "situs Biting".

Saya tidak sengaja membaca artikel tersebut, ketika saya mencari referensi seputar candi-candi di Jawa, untuk kepentingan blog ini. Betapa hati saya ingin menangis, ketika membaca nasib situs Biting. Sedih karena saya sebagai putra daerah Lumajang tidak pernah tahu bahwa terdapat sebuah situs peninggalan di kota kelahiran saya, dan semakin sedih, karena diwaktu bersamaan saat saya mengetahui tentang situs itu, kondisinya benar-benar memprihatinkan dan terancam dihancurkan untuk kepentingan segelintir orang.

Arkeolog dan sejarawan Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, menduga, Situs Biting berasal dari dua masa pemerintahan: masa Hindu-Buddha hingga Mataram Islam. Sesuai bahasa lokal, biting berarti benteng. Di areal seluas 2-4 hektar terlihat struktur bata membentuk benteng.
Ada beberapa kemungkinan sejarah terkait Situs Biting. Di antaranya, peninggalan Arya Wiraraja, tokoh pengatur strategi yang diberi kekuasaan Raden Wijaya-Raja Majapahit-di wilayah Jawa bagian timur, yaitu Lamajang (sekarang Lumajang) pada masa awal pemerintahan Majapahit atau era pemerintahan Hindu Buddha (abad ke-14).(djuliantosusantio.blogspot.com)

Dilihat dari bangunan dan kisah sejarah masa lalunya diduga Situs Biting itu wilayah kedaton atau kerajaan dari Arya Wiraraja. Apalagi dikelilingi benteng yang menjaga istana itu. Kini sebagian besar area situs tersebut sudah menjadi area perumahan penduduk.

Dari yang terlihat dengan mata kepala kita, disana terdapat sebuah bangunan menyerupai candi yang terbuat dari batu dan sebuah benteng pertahanan, tapi sekali lagi saya katakan, kondisinya sangat "menyedihkan", karena tidak adanya kepedulian masyarakat sekitar serta pemerintah daerah untuk melestarikan dan menjadikannya sebagai sesuatu yang berharga yang seharusnya kita jaga. Dan dari info yang berkembang saat ini, sisa situs di areal tersebut, akan dihancurkan untuk dijadikan perumahan oleh sebuah developer. See...how sad it is... :(

Blog ini tadinya saya buat untuk memberikan informasi kepada teman-teman foreigners yang punya rencana untuk mengadakan liburan di Asia. Saya ingin sekali memberitahukan kepada mereka bahwa negara kita adalah negara yang punya sejuta keindahan dan pesona yang tidak kalah dengan negara-negara Asia lainnya. Sehingga mereka mau memilih Indonesia sebagai tempat tujuan mereka untuk menghabiskan masa liburan. Dari blog ini juga kecintaan dan minat saya akan negara kita, Indonesia, semakin besar karena semakin banyak informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber di internet sebagai referensi posting di blog saya. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang sedikit tahu jadi benar-benar paham.

Saya bisa merasakan, betapa beruntungnya saya, kita, dilahirkan sebagai orang Indonesia dengan sejuta warisan berharga yang nenek moyang kita turunkan kepada kita. Kita beruntung karena memiliki nenek moyang yang royal, tidak medit, untuk membagikan apa yang mereka punya saat itu kepada kita. Tugas kita sekarang hanya menjaga, merawat, melestarikan, dan menikmatinya! Sebegitu sulitkah tugas kita sekarang? Kita bahkan sekarang tidak perlu membangun sebuah bangunan megah dari tumpukan batu seperti candi Borobudur untuk berterimakasih kepada nenek moyang kita (seandainya diharuskanpun toh juga tidak akan sulit bagi kita dengan adanya berbagai alat modern yang kita punya saat ini).

Dan ada hal lain yang menambahkan kecintaan saya kepada negara kita, yaitu ketika seorang teman dari Belgia menceritakan tentang krisis di negara mereka tentang perselisihan antara orang Belgia yang berbahasa Belanda dan orang-orang Belgia yang berbahasa Perancis. Mereka membagi negara mereka, yang besarnya tidak lebih dari sepertiga luas pulau Jawa, menjadi dua bagian. Bahkan mereka memiliki bendera dengan simbol tersendiri untuk masing-masing kelompok. Mereka saling membenci dan saling mengklaim satu sama lain tentang siapa yang lebih berhak menjadi warga "asli" Belgia. Saya jadi berpikir, bagaimana jadinya jika negara mereka sebesar negara kita, Indonesia, dengan segala perbedaan yang kita miliki di negara ini, berbagai bahasa daerah, berbagai suku dan ras, berbagai adat. Sekali lagi, saya sangat bangga akan negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. :)

Saya yakin disana banyak teman-teman yang mau peduli, mungkin bisa saya sebutkan salah satunya adalah komunitas yang menamakan dirinya "Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit", yang berjuang untuk mempertahankan situs peninggalan Majapahit, termasuk situs Biting di kota Lumajang. Dan saya masih yakin, masih banyak juga yang sebenarnya peduli, tetapi tidak tahu harus berbuat apa, karena memang tidak punya kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Tapi setidaknya kita bisa menunjukkan kepedulian kita dengan sebuah karya. Karya yang bisa kita tunjukkan kepada sahabat, kepada teman, kepada sesama, dan kepada dunia bahwa kita peduli

Just stop talking about what peoples do, but start to think what u can do.....

1 komentar:

Guitto mengatakan...

Hello Windhy! Can you remember me? the brazilian guy? :D

Posting Komentar